Sangat beraneka ragam kemasan makanan yang di gunakan untuk mengemas makanan mulai dari kemasan makanan berbahan kertas, styrofoam, plastik, kaca dan logam, namun sayangnya tidak semua kemasan makanan tersebut baik untuk di gunakan, karena dalam kemasan makanan yang sehat tentu mempunyai standard tersendiri. Maka dari itu usahakan agar kita selektif dalam menggunakan kemasan makanan apalagi jika kita selaku pengusaha kuliner atau pemilik resto tentu agar lebih hati-hati dalam menetukan kemasan makanan yang akan digunakan karena berkaitan langsung dengan kesehatan para pelanggan anda.
Tidak dapat dipungkiri saat ini kemasan makanan menjadi daya tarik tersendiri, bahkan kemasan yang unik tentu dapat memikat hati para pecinta kuliner, disitulah tempat para pemilik resto berlomba-lomba untuk mendesain kemasan semenarik mungkin. Bagi pemilik resto yang cerdas tentu kemasan makanan dengan standard food grade lah yang akan menjadi opsi terbaik untuk mengemas makanan karena dengan kemasan standard food grade desain cetak dan tinta jenis apapun tidak akan meresap kedalam makanan.
Kemasan makanan tentu tidak hanya berfungsi sebagai pengemas saja, kemasan juga berfungsi sebagai pengawetan/anti bakteri, penyeragaman, kemudahan dan media promosi merk. Perlu di ketahui kemasan yang sehat harus memenuhi kreteria sebagai berikut :
- Tidak mengandung bahan kimia
- Kedap air
- Memiliki sirkulasi udara
- Anti mikroba
- Anti bocor
- Mudah digunakan, dibawa dan mudah buka tutup
- Tidak merusak lingkungan
- Bukan hasil kertas daur ulang
- Ideal dengan makanan yang dikemas
- Memiliki logo food grade paper yang telah di akui oleh istansi negara
- Dan mudah dibuang.
-
Ada beberapa jenis kemasan makanan yang berbahaya bila digunakan sebagai bahan pengemas diantaranya :
1. Kertas
Sering kita jumpai para penjual makanan (seperti gorengan) menggunakan kertas koran atau majalah untuk membungkus makanan. Pada kertas tersebut terdeteksi adanya kandungan timbal melebihi batas yang ditentukan. Timbal akan masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke jaringan penting dari tubuh manusia seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Orang dewasa yang mengalami keracunan timbal akan mengalami gejala 3P yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan). Sebaiknya mulai sekarang, kita lebih berhati-hati jika membeli makanan yang menggunakan kertas mengandung tinta sebagai pembungkusnya. Makanan yang panas dan berlemak akan mempermudah berpindahnya timbal tersebut ke makanan.
2. Styrofoam
Dewasa ini styrofoam menjadi bahan yang paling popular dalam bisnis makanan. Bahan styrofoam banyak digunakan karena harganya yang cukup murah. Akan tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Meski styrofoam memiliki kemampuan untuk mencegah kebocoran serta dapat mempertahankan bentuk, suhu, dan kesegaran/keutuhan makanan namun residu dalam styrofoam sangat berbahaya. Residu tersebut dapat mengakibatkan gangguan system endokrin dan reproduksi manusia akibat bahan kimia yang bersifat karsinogen yang dapat memicu penyakit kanker
3. Plastik tidak tahan panas
Seringkali kita memesan makanan di warung makan atau di pedagang kaki lima dan membungkusnya untuk dibawa pulang ke rumah dalam kantung plastik. Nah, sebaiknya kita waspada karena kemasan plastik yang tidak tahan panas ketika dituangkan makanan berkuah panas, seperti bakso, soto, atau sayuran sop, maka zat-zat kimia plastik yang berbahaya dapat larut dalam makanan. Dan zat-zat berbahaya ini bersifat karsinogen, atau memicu timbulnya penyakit kanker. Oleh karenanya, jika makanan yang Anda pesan dituangkan dalam kemasan plastik, pastikanlah bahwa plastik yang digunakan adalah jenis plastik yang tahan panas. Plastik yang tahan panas biasanya lebih tebal daripada plastik yang tidak tahan panas.
Kini masyarakat luas kian peduli dengan kesehatan kemasan makanan, tentu hal ini akan mendorong para pemilik usaha kuliner untuk mengganti kemasan non food grade menjadi kemasan makanan standard food grade. Dengan kepedulian antara konsumen dan pemilik usaha kuliner tentu akan memberikan dampak positif untuk kita semua dan menjadi sebuah peningkatan yang baik dalam dunia bisnis kuliner. Dengan demikian selaku pengusaha kuliner tidak hanya meraup keuntungan dari bisnisnya saja tetapi kedua belah pihakpun saling menguntungkan.
Demikian artikel ini saya buat berdasarkan beberapa sumber dan refernsi, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua dan nantikan terus untuk artrtikel artikel berikutnya.
Leave a Comment